Mendapatkan kepercayaan dari mitra bisnis merupakan suatu bentuk keberhasilan sebuah manajemen SDM dalam bisnis Islam, berikut beberapa cara untuk membangun kepercayaan dalam hubungan bisnis:
1. Berbicara Apa Adanya dan Menciptakan Transparansi.
Sudah menjadi ciri khas dalam Islam bahwa berkata-kata jujur atau berbicara apa adanya adalah prinsip dalam beraktivitas setiap Muslim. Karena dengan berbicara apa adanya antarsesama akan menumbuhkan rasa kepercayaan dalam hubungan tersebut.

Keberkahan dalam hubungan bisnis bisa didapatkan jika transaksi yang dilakukan secara jelas dan tidak menyembunyikan sesuatu. Sikap santun dan proporsional atau tidak berlebihan dalam bersikap akan membuat hubungan bisnis lebih nyaman. Sebaliknya jika berbicara berlebihan akan menghilangkan kepercayaan. Karena prilaku tidak baik akan terlihat saat kita berbinteraksi dengan orang lain contohnya orang sombong akan terlihat saat dia berbicara dan bersikap. Lebih baik lagi jika apa yang dibicarakan berdasarkan data dan fakta.
Transparansi dalam hubungan bisnis
2. Menunjukkan Penghormatan dan Loyalitas.
Menghormati sesama, memuliakan yang lebih tua dan menyayangi yang muda
Begitulah etika dasar Islam, beberapa ajaran tentang penghormatan baik hubungan sedarah maupun tidak. Begitupula dalam dunia bisnis, saling menghormati adalah suatu keharusan. kita akan merasa lebih bahagia jika dihargai dan dihormati sehingga kita lebih senang bekerjasama dengan orang yang mempunyai rasa hormat.
Penghormatan berkenaan dengan bagaimana karyawan dalam sebuah perusahaan mendapat kepedulian dan dihormati oleh atasannya sehingga tidak merasa tersisihkan atau merasa “habis manis sempah dibuang”, begitupula sebaliknya karyawan yang memberi penghormatan dan loyalitas dengan cara menunjukkan kinerja/ kemampuan/ talenta yang terbaik yang akan membuat perusahaan semakin maju.
3. Meluruskan Kesalahan dan Memenuhi Komitmen.
Kesalahan yang terjadi dalam bisnis akan menyebabkan permusuhan dan menggugurkan kepercayaan. Perlu adanya perbaikan-perbaikan yang ekstra untuk memperbaiki kesalahan dan mencoba mendapatkan kembali rasa kepercayaan.
Sangat penting untuk kita ingat apabila terjadi kesalahan maka ketulusan pebisnis untuk mengakui kesalahannya adalah hal utama, meminta maaf kemudian mengganti kerugian dengan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengubah pandangan mitra bisnisnya.
Untuk menghindari kesalahan maka ketika seorang membuat komitmen dengan rekan bisnisnya, ia haruslah realistis dan tidak berlebihan. semua orang akan puas jika bekerjasama dengan orang yang memenuhi komitmennya dengan baik.
4. Mendengarkan Terlebih Dahulu dan Memberikan Kepercayaan.

Mau mendengarkan, memahami, dan melihat terlebih dahulu baru kemudian memberi kepercayaan baik pada karyawannya maupun mitra bisnisnya adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pebisnis. Sehingga pekerjan yang akan dilakukan akan produktif dan tidak sia-sia.
Dan penting untuk diingat bahwa ketika orang/ pebisnis hanya mengedepankan beberapa asumsi saja tanpa mendengarkan kebutuhan, keinginan, atau keluh kesah orang lain. Maka pekerjaan tersebut tidak akan membuahkan kepercayaan dari orang lain. Jika kita memberikan kepercayaan kepada orang lain maka itulah salah satu cara untuk mendapatkan kepercayaan darinya (memberi dan mendapatkan).
5. Menciptakan Harapan dan Memberikan Hasil-Hasil.
Harapan merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang, dan jika lebih dari satu orang maka harus ada kesepakatan dan kejelasan harapan seperti apa. Menciptakan sebuah harapan akan menjadi pendongkrak kepercayaan apabila harapan tersebut realistis. Untuk mengetahui apakah harapan itu terlaksana ditandai dengan adanya hasil-hasil yang merupakan nilai tambah bagi seseorang untuk mendapatkan kepercayaan dari sesamanya. Hasil juga menunjukkan kredibilitas, kemauan, dan kemampuan seseorang dalam bekerja.
6. Menyampaikan Realitas Agar Menjadi Lebih Baik.
Ketika terjadi realitas yang buruk dalam perusahaan, dibutuhkan kejelian dan keberanian seorang pebisnis dalam menyampaikan realitas tersebut, apalagi jika akan melibatkan banyak pendengar dan realitas tersebut menyangkut ketidakjelasan nasib para pekerja, mitra kerja, dan juga konsumen.
Menutupi dan lari dari realitas memang mudah dilakukan akan tetapi akan membawa dampak yang buruk. Tetapi menyampaikan realitas yang buruk dan menerima kenyataannya serta mencari jalan keluar akan terasa jauh lebih baik walau terasa shock diawalnya. Teruslah memotivasi diri sendiri dan orang lain serta dibarengi dengan upaya-upaya perbaikan yang terorganisir.
7. Mempraktikkan Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah mental kesatria yang sekarang ini sangat mahal harganya, para pemimpin, politis, dan pengusaha banyak yang sudah kehilangan mental ini sehingga banyak yang lari dari tanggung jawab yang seharusnya mereka pertanggungjawabkan di depan publik. Hilangnya mental ini dimulai dari hilangnya rasa tanggung jawab tetapi mampu meminta pertanggungjawaban dari orang lain atau kata lain tidak mau dituntut tapi mau menuntut.

Akuntabilitas terjadi apabila seorang pebisnis aware (sadar) dengan batasan-batasan hak miliknya dan hak milik orang lain, yang menciptakan kesadaran terhadap kewajiban akan dirinya dan orang lain. Pebisnis yang memiliki mental akuntabilitas akan melindungi hak yang menjadi miliknya dan tidak merusak hak orang lain. oleh karena itu hal ini akan membawa dampak positif dalam bisnis yang dikembangkannya.